ILMU ALAMIAH DASAR
Studi
Kasus Terhadap PLTA Pada Bendungan Karangkates (Sutami) Di Kecamatan Kalipare
Kabupaten Malang
Dosen Pengampu: M. Khoirul S.Pd
Disusun oleh: Mohamad Ribut Asmara
NIM: 14.1.1.046 - AN
Semester II D
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
(STISOSPOL) WASKITA DHARMA MALANG
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
NEGARA
2015
A.
SDA
dalam bentuk Air sungai brantas
Bendungan Sutami merupakan bendungan nasional kedua yang dibangun oleh
Departemen Pekerjaan Umum seyelah Bendungan Jatiluhur di Purwakarta, Jawa
Barat. Bendungan yang diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1977 inu terlatk
di Desa Karangkates. Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang. Bendungan
terbesar di propinsi Jawa Timur selain didesain mampu mengendalikan banjir juga
dirancang sebagai sumber debet air bagi irgasi daerah hilir. Dengan debet
mencapai 24 m perditik pada musim kemarau. Itu artinya, Bendungan ini bisa
menjamin ketersediaan pasokan air untuk irigasi 34.000 hektar sawah di wilayah
hilir sepanjang tahun. Selain itu bendungan Sutami ini juga bernama Bendungan
Karangkates ini. Juga merupakan pembangkit listrik dengan daya 2 x 35.000 kwh (
400 Juta kwh/tahun) serta area publik yang bisa dijadikan sebagai tempat
pariwisata dan perikanan air tawar.
Informasi Infrastruktur
Propinsi :
Jawa Timur
Sektor :
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Tahun Mulai :
1964
Tahun Selesai :
1973
Tipe :
Urugan batu dengan inti tanah
Tinggi Diatas Dasar Sungai :
96,00 m
Tinggi Diatas Galian :
97,50 m
Panjang Puncak :
820 m
Lebar Puncak :
13,70 m
Volume Tubuh Bendungan :
6156 m
Biaya :
Konsultan :
Nippon Koei Co Ltd
Kontraktor :
Nichimen/ Sakai/ Toshiba
Manfaat :
Irigasi 34000 ha, listrik 488 juta KW/thn
Lokasi :
Karangkates/Sumber Pucung, Malang-Jawa Timur
B.
Penggunaan
Teknologi PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA merupakan salah satu tipe
pembangkit yang ramah lingkungan, karena menggunakan air sebagai energi
primernya. Energi primer air dengan ketinggian tertentu digunakan untuk menggerakkan
turbin yang dikopel dengan generator.
Pembangkit
Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang mengubah
energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik. Mesin
penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air
menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor pada generator untuk
menghasilkan energi listrik.
Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, dari sungai secara langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu ( bersama – sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum disalurkan untuk memutar turbin.
Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, dari sungai secara langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu ( bersama – sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum disalurkan untuk memutar turbin.
Prinsip kerja PLTA
1. Aliran sungai dengan jumlah debit air sedimikian besar ditampung dalam waduk yang ditunjan
dalam betuk bangunan bendungan
2. Air tersebut dialirkan melalui saringan power intake
3. Kemudian
masuk ke dalam pipa pesat (penstock)
4. Untuk mengubah energi potensial
menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa dipasang katup utama (Main
Inlet Valve)
5. Untuk
mengalirkan air ke turbin ,katub utama akan diutup secara otomatis apabila
terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.
Air yang telah mempunyai tekanan dan
kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi energi mekanik dengan
dialirkan melalui sirip – sirip pengarah (sudu tetap) akan mendorong sudu
jalan/runner yang terpasang pada turbin
6. Pada turbin , gaya jatuh air yng mendorong baling – baling menyebabkan turbin berputar
. turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong
angin untuk memutar baling – baling digantikan air untuk memutar turbin.
Selanjutnya turbin merubah energi kinetic yang disebabkan gaya jatuh air
menjadi energy mekanik
7. Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi –
gigi putar sehingga ketika baling – baling turbin berputar maka generator ikut
berputar. Generator selanjutnya merubah energy mekanik dari turbin menjadi
energy elektrik. listrik
pada generator terjadi karena kumparan tembaga yang diberi inti besi digerakkan
(diputar) dekat magnet. bolak-baliknya kutub magnet akan menggerakkan elektron
pada kumparan tembaga sehingga pada ujung-ujung kawat tembaga akan keluar
listriknya.Yang kemudian menhasilkan tenaga lisrik. Air keluar melalui tail race
8. Selanjutnya
kembali ke sungai
9. Tenaga
listrik yang dihasilkan oleh generator masih rrendah, maka dari itu tegangan
tersebut terlebih dahulu dinaikan dengan trafo utama
10. Untuk
efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban , tegangan tinggi
tersebut kemudian diatur / dibagi di switch yard
11. Dan
selanjutnya disalurkan /interkoneksi ke sistem tenaga listrik melalui kawat
saluran tegangan inggi . lisrtrik kemudian dapat disalurkan
Komponen PLTA
1. Waduk
,berfungsi untuk menahan air
2. Main
gate, katup prmbka
3. Bendungan,
berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air.
Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan
energi.
4. Pipa pesat (penstock) ,berfungsi untuk
menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat
dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar bak penenang.
Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa
pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1
m diatas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung
pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat.
Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa
pesat pada saat start awal PLTMH mulai dioperasikan. ½ inchÆDiameter pipa udara ±
5. Katup
utama (Main Inlet
Valve), berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik
6. Turbin
merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai
air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah
turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube),
alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut
momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan
turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan
turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
7. Generator, Generator listrik adalah sebuah
alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis. Generator
terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18
buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga
membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus
eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor
juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap
kali sebuah kutub melewati "coil" yang terletak di stator. Lalu
tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik
8. Draftube
atau disebut pipa lepas, air yang mengalir berasla dari turbin
9. Tailrace
atau disebut pipa pembuangan
10. Transformator adalah trafo untuk
mengubah tegangan AC ke tegangan yang lebih tinggi.
11. .Switchyard
(controler)
12. Kabel
transmisi
13.
Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat industri.
14. Spillway adalah sebuah lubang besar di dam (bendungan) yang
sebenarnya adalah sebuah metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk
mengalir dari bendungan atau tanggul ke daerah hilir.
C.
Kajian
Fisika Mengenai PLTA
1.
Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian.semakin tinggi air berasal semakin besar pula tenaga yang dihasilkan
Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian.semakin tinggi air berasal semakin besar pula tenaga yang dihasilkan
Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
2.
Debit ait
Saat air jat debit air juga menentuka barapa besar listrik yang dihasilkan
dengan rumus yaitu
Q
= v . A
dimana
Q = debit air
v = kecepatan air
A = luas penampang aliran
Q = debit air
v = kecepatan air
A = luas penampang aliran
3.
Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan
Ek = 0,5 m . v2
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan
Ek = 0,5 m . v2
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
4.
Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis
dirumuskan:
Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis
dirumuskan:
Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
5.
Generator
Setelah proses pada turbin selanjutnya pada generator, saat baling – baling
pada turbin bergerak rotor juga ikut berputar sesuai dengan persamaan
η = 60 . f / P
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
selain itu banyak sedikitya kumparan pada stator juga mempengaruhi besarnya
daya istrik yang bias dihasilkan oleh pembangkit. Selain itu kita juga harus
membicarakan magnet yang ditemukan oleh fisikawan yaitu Faraday , yaitu tentang
induksi elektromagnetik, . listrik pada generator terjadi karena kumparan
tembaga yang diberi inti besi digerakkan (diputar) dekat magnet. bolak-baliknya
kutub magnet akan menggerakkan elektron pada kumparan tembaga sehingga pada
ujung-ujung kawat tembaga akan keluar listriknya.Yang
kemudian menhasilkan tenaga lisrik
induksi magnet dapat dicari
dengan persamaan
Dengan
B = induksi magnetic (Wb/m2=T)
I= kuat arus listrik (A)
a= jarak dari arus listrik (m)
Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR
maka akan timbul magnet dari rotor.
Sehingga didapat persamaan:
E = B . V . L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
induksi generator
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai
Sehingga didapat persamaan:
E = B . V . L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
induksi generator
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai
6.
Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
7.
Daya
listrik yang dihasilkannya adalah: P = W : t
P = daya listrik
W
= energy listrik
t = waktu
(sekon)
Namun, tidak semua energi potensial dari air diubah menjadi energi listrik. Oleh karena itu kita mengenal konsep efisiensi:
Namun, tidak semua energi potensial dari air diubah menjadi energi listrik. Oleh karena itu kita mengenal konsep efisiensi:
D.
Dampak
Waduk Pada PLTA Bagi lingkungan
Negatif
Pembangunan bendungan
selain menuai permasalahan sosial juga berimbas kepada ekologi yang terdapat di
sungai. Dimana sungai merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati
yang beragam dari pada di laut. Sungai merupakan lingkungan yang memiliki kaya
akan zat- zat hara dan nutrient yang dibutuhkan mahluk hidup, dimana
tempat- tempat semacam ini merupakan tempat yang subur bagI produsen primer
yaitu tumbuhan dan disinilah terdapat beragam jenis ikan dan hewan air
berkembang baik, seperti serangga, ikan dan hewan mamalia lainnya.
Bendungan-bendungan besar seperti ini, sangat menimbulkan pengrusakan
lingkungan yang sangat buruk, diantarannya: Menenggelamkan hutan yang sangat
luas, merubah struktur alamiah sungai dan pengerusakan biota sungai, Pembukaan
wilayah-wilayah isolasi untuk pengerukan sumber daya alam dan Hilangnnya lahan
basah pertanian yang luas. anyak bukti yang bisa disaksikan dari perjalanan
sejarah pembangunan yang penuh dengan praktek ekstraktif ini, misalnnya
Bendungan Tucurui dan Balbina bersama-sama menenggelamkan 6.400 kilometer
persegi hutan hujan tropis di Amazon Brazil, Bendungan Akosombo menenggelamkan
yang luas melebihi bendungan manapun diseluruh dunia, yakni 8.500 kilometer
persegi.
Tanpa kita sadari pembangunan bendungan berdampak langsung
kepada penurunan kualitas air sungai. Akibat dari itu dapat mengacam populasi
ikan bermanfaat dan menimbulkan masalah terhadap ternak dan manusia, Karena
mengubah sistem dari sungai ke danau juga menciptakan habitat yang lebih bagi
nyamuk dan siput (Lanza, 1971).
Selain itu, perubahan kualitas air bendungan juga diakibat
oleh pembusukan hutan dan vegetasi yang tergenang. Pembakaran hutan pada bagian hulu untuk dijadikan lahan bendungan juga
akan menambah polusi udara, termasuk karbon dioksida, ozon dan gas rumah kaca
lainnya, dan zat beracun seperti merkuri. Setelah terbakar, nutrisi dari
abu akan memicu dan mendukung pertumbuhan bakteri tiba-tiba kelebihan dan
ganggang dalam air sebagai reservoir mengisi, memicu riam masalah kualitas air,
termasuk mengurangi oksigen terlarut sangat, ikan membunuh, pembentukan
metabolit beracun oleh cyanobacteria dan pelepasan gas beracun dan logam
seperti hidrogen sulfida dan merkuri dari sedimen waduk. Meninggalkan biomassa di
belakang juga akan bermasalah, kata Lanza, karena busuk vegetasi akan
meningkatkan emisi gas rumah kaca dari waduk, menggunakan oksigen yang tersedia
dalam air, mematikan ikan dan menghasilkan air yang tidak cocok untuk di
konsumsi dan irigasi.
Bendungan
mempengaruhi sistem biofisik terutama dengan mengubah hidroglogi sungai dan
dengan sistem memecah-belah sungai (Kotchen et al., 2006). Berubahnya hidrologi
sungai ke danau membuat aliran air terhambat di waduk. Sehingga nutrient yang
dibutuhkan ikan pada aliran sungai bagian hilir menjadi terhambat dan menumpuk
di waduk. Akibat dari terhalangnya nutrisi di waduk membuat populasi
ikan- ikan yang berada di hilir menjadi lapar akan gizi.
Bendungan juga
akan menghambat ikan-ikan untuk bermigrasi.Ada spesies-spesies ikan yang harus
bermigrasi untuk melakukan proses pembuahan sel telur(fertilisasi) akan tetapi
dengan adanya bendungan akan menghalangi mereka untuk melakukan hal itu dan
akan beraakibat kepada punahnya spesies ikan yang melakukan proses ini.Adanya
bendungan juga akan menyebabkan ikan tidak dapat bebas untuk mencari makanan di
sepanjang aliran sungai.Adanya ikan-ikan seperti salmon yang biasanya hidup
mengikuti aliran sungai tidak dapat mengalami hal itu dan terancam berkumpul di
satu titik sampai nanti terjadi overpopulation ikan spesies ini dan akan
menyebabkan habisnya persediaan makanan pada bagian hulu.
Bendungan juga
menyebabkan penggenangan air terhadap ribuan hektar hutan. Perencanaan
bendungan seringkali mengabaikan nilai ekologis yang sulit dinyatakan dari
pemeliharaan tanah, pengisian kembali air tanah, stabilisasi iklim, pemurnian
air dan udara serta perlindungan terhadap kehidupan margasatwa di dalamnya.
Pembangunan bendungan nantinya akan mencegah endapan air sungai dibawa ke hilir
dan laut. Padahal endapan tersebut mengandung bahan-bahan bergizi tinggi untuk
tanah. Menurut hasil penelitian dari Universitas Umea, di Swedia. Yang lebih
mengherankan adalah bahwa bendungan juga mempengaruhi tumbuh- tumbuhan yang
berada di sepanjang aliran sungai di bagian hilir. Setidak- tidaknya jenis
tanaman yang berada dikiri dan kanan sungai. Selama 70 tahun pembangunan
bendungan di swedia, jenis tumbuhan yang punah mencapai 15 persen.
Masalah ekologi
selanjutnya yang disebabkan oleh hilangnya kadar sedimen dari air di hilir
adalah erosi tanah di daerah pantai atau delta. Karena semua hasil pada beban
sedimen bendungan hilir berkurang, sungai dibendung dikatakan "lapar"
untuk sedimen. Karena laju deposisi sedimen sangat berkurang membuat pasokan
deposit ( zat- zat nuttrien) untuk sungai berkurang tetapi laju erosi tetap
hampir konstan, aliran air menggerogoti di tepi sungai dan dasar sungai,
mengancam ekosistem pantai, memperdalam sungai, dan penyempitan sungai.
mengurangi kadar air, homogenisasi aliran sungai dan ekosistem sehingga
mengurangi variabilitas, mengurangi dukungan untuk satwa liar, dan mengurangi
jumlah sedimen mencapai dataran pantai dan delta.
Positif
Kita
ambil contoh salah satu bendungan di kabupaten malang yaitu bendungan
karangkates atau nama lainnya adalah bendungan sutami.
Bendungan Sutami merupakan bendungan nasional kedua yang dibangun oleh
Departemen Pekerjaan Umum seyelah Bendungan Jatiluhur di Purwakarta, Jawa
Barat. Bendungan yang diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1977 inu terlatk
di Desa Karangkates. Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang. Bendungan
terbesar di propinsi Jawa Timur selain didesain mampu mengendalikan banjir juga
dirancang sebagai sumber debet air bagi irgasi daerah hilir. Dengan debet
mencapai 24 m perditik pada musim kemarau. Itu artinya, Bendungan ini bisa
menjamin ketersediaan pasokan air untuk irigasi 34.000 hektar sawah di wilayah
hilir sepanjang tahun. Selain itu bendungan Sutami ini juga bernama Bendungan
Karangkates ini. Juga merupakan pembangkit listrik dengan daya 2 x 35.000 kwh (
400 Juta kwh/tahun) serta area publik yang bisa dijadikan sebagai tempat
pariwisata dan perikanan air tawar.
sumber : diambil dari berbagai sumber
0 komentar:
Post a Comment