MAKALAH KESESATAN DALAM BERLOGIKA DASAR DASAR LOGIKA

MAKALAH KESESATAN DALAM BERLOGIKA DASAR DASAR LOGIKA

 BAB I
PENDAHULUAN

2.1 LATAR BELAKANG
Begitu banyak manusia yang terjebak dalam lumpur fallacy, sehingga diperlukan sebuah aturan baku yang dapat memandunya agar tidak terperosok dalam sesat pikir yang berakibat buruk terhadap pandangan dunianya. Seseorang yang berpikir tapi tidak mengikuti aturannya, terlihat seperti berpikir benar dan bahkan bias mempengaruhi orang lain yang juga tidak mengikuti aturan berpikir yang benar. Karena itu, al-Qur’an sering kali mencela bahwa ‘sebagian besar manusia tidak berakal’, tidak berpikir’, dan sejenisnya.




2.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Logika Kesesatan dalam berfikir?
2. Apa saja yang mempengaruhi manusia sehingga terjadinya Logika tersesat dalm berfikir?
3, bagaimana cara menghilangkan kebiasaan logika berfikir dalam kesesatan?
2.3 TUJUAN
1. untuk lebih mengetahui tentang logika kesesata dalam berfikir
2. untuk dapat mengetahui lebih dalam tentang apa saja yang mempengaruhi logika kesesatan berikir
3. untuk mengetahui bagaimana cara menghilangkan kebiasaan logika berfikir dalam kesesatan



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Logika kesesatan dalam berfikir
Kesesatan adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa (verbal) dan/atau relevansi (materi). Kesesatan (fallacia, fallacy) merupakan bagian dari logika yang mempelajari beberapa jenis kesesatan penalaran sebagai lawan dari argumentasi logis.
       Kesesatan karena ketidaktepatan bahasa antara lain disebabkan oleh pemilihan terminologi 
yang salah sedangkan ketidaktepatan relevansi bisa disebabkan oleh 
1. pemilihan premis yang tidak tepat (membuat premis dari proposisi yang salah), atau
2. proses penyimpulan premis yang tidak tepat (premisnya tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan dicari).




Dalam pembahasan terkait kesesatan berpikir (fallacy), Ada dua pelaku, yaitu Sofisme dan Paralogisme.

1.      Sofisme
Sofisme adalah sesat pikir yang sengaja dilakukan untuk menyesatkan orang lain, padahal si pemuka pendapat sendiri tidak sesat. Disebut demikian karena yang pertama-tama mempraktekkannya adalah kaum sofis, nama suatu kelompok cendekiawan yang mahir berpidato pada zaman Yunani kuno. Mereka selalu berusaha mempengaruhi khalayak ramai dengan argumentasi-argumentasi yang menyesatkan yang disampaikan melalui pidato-pidato mereka agar terkesan kehebatan mereka sebagai orator-orator ulung. Umumnya yang sengaja ber-fallacy adalah orang menyimpan tendensi pribadi dan lainnya. Sedangkan yang berpikir ngawur tanpa menyadarinya adalah orang yang tidak menyadari kekurangan dirinya atau kurang bertanggungjawab terhadap setiap pendapat yang dikemukakannya.

2.      Paralogisme
Paralogisme adalah pelaku sesat pikir yang tidak menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya. Fallacy sangat efektif dan manjur untuk melakukan sejumlah aksi amoral, seperti mengubah opini publik, memutar balik fakta, pembodohan publik, provokasi sektarian, pembunuhan karakter, memecah belah, menghindari jerat hukum, dan meraih kekuasaan dengan janji palsu.



Begitu banyak manusia yang terjebak dalam lumpur fallacy, sehingga diperlukan sebuah aturan baku yang dapat memandunya agar tidak terperosok dalam sesat pikir yang berakibat buruk terhadap pandangan dunianya. Seseorang yang berpikir tapi tidak mengikuti aturannya, terlihat seperti berpikir benar dan bahkan bias mempengaruhi orang lain yang juga tidak mengikuti aturan berpikir yang benar. Karena itu, al-Qur’an sering kali mencela bahwa ‘sebagian besar manusia tidak berakal’, tidak berpikir’, dan sejenisnya

B.   Apa saja yang mempengaruhi manusia sehingga terjadinya Logika tersesat dalam berfikir.
ü  Kesesatan Informal/Material
Kesesatan material adalah kesesatan yang terutama menyangkut isi (materi) penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor bahasa (kesesatan bahasa) yang menyebabkan kekeliruan dalam menarik kesimpulan, dan juga dapat teriadi karena memang tidak adanya hubungan logis atau relevansi antara premis dan kesimpulannya (kesesatan relevansi). Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata itu dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan arti kalimat yang bersangkutan. Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervariasi artinya. Ketidak cermatan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat itu dapat menimbulkan kesesatan penalaran.




ü  Kesesatan Bahasa
Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan keseluruhan arti kalimatnya.
Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervriasisi artinya. Ketidak cermatan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat itu dapat menimbulkan kesesatan penalaran. Berikut ini adalah beberapa bentuk kesesatan karena penggunaan bahasa.
ü  Kesesatan aksentuasi
Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. Karena itu kurangnya perhatian terhadap tekanan ucapan dapat menimbulkan perbedaan arti sehingga penalaran mengalami kesesatan.
  Contoh kesesatan aksentuasi verbal :
-          Serang (kota) dan serang (tindakan menyerang dalam pertempuran)
-          Apel (buah) dan apel (upacara bendera)
·      Contoh kesesatan aksentuasi nonverbal :
-          "Dengan 2,5 juta bisa membawa motor"
(Karena motor ternyata baru bisa dibawa (pulang) tidak hanya dengan uang 2,5 juta tetapi juga dengan menyertakan syarat-syarat lainnya seperti slip gaji, KTP, rekening listrik terakhir dan keterangan surat kepemilikan rumah).




C . Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan logika berfikir dalam     kesesatan
1.      Dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
2.      Selalu berfikir positif
3.      Selalu mencoba mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian
4.      Tidak mengedepankan ego,dan beranggapan apa yang menurutnya benar belum tentu bagi orang lain
5.      Berinteraksi dan berkomunikasi dengan kegiatan atau rutinitas yang berbau positif
6.      Selalu mencari informasi guna membuat kita lebih memiliki pengetahuan luas dan berfikir lebih kreatif
7.      Berusaha merubah kebiasaan-kebiasaan buruk dengan hal-hal yang lebih baik tentunya bermanfaat
8.      Selalu bersikap selektif dalam bertindak
9.      Cepat dan tepat dalam mengambil keputusan
10.  Jujur



Kesimpulan
Kesesatan adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa (verbal) dan/atau relevansi (materi). Kesesatan (fallacia, fallacy) merupakan bagian dari logika yang mempelajari beberapa jenis kesesatan penalaran sebagai lawan dari argumentasi logis.
Sofisme adalah sesat pikir yang sengaja dilakukan untuk menyesatkan orang lain, padahal si pemuka pendapat sendiri tidak sesat.
Paralogisme adalah pelaku sesat pikir yang tidak menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya.





DAFTAR PUSTAKA

http://slideplayer.info/slide/3190386/

Share on Google Plus

About mohamad ribut asmara

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment